Salam Tempel adalah salah satu tradisi yang sering ditemui saat lebaran. Tradisi ini adalah tradisi orang tua memberikan uang kepada anak-anak ataupun sanak keluarga saat hari raya Lebaran.

Namun, bagaimana asal usul membagikan uang saat Lebaran?

Ilustrasi bagi bagi uang, Ternyata Begini Asal Usul Tradisi Bagi Uang saat Lebaran (Foto: istock)

Ternyata, tradisi berbagi uang baru saat Lebaran sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Berawal dari kebiasaan kerajaan, berkembang menjadi bagian dari budaya masyarakat, bahkan sempat dilarang oleh penjajah. Kini, meskipun dunia semakin digital, tradisi ini tetap lestari.

Berawal dari Zaman Kerajaan Mataram Islam

Sejarah mencatat bahwa kebiasaan berbagi uang baru saat Lebaran sudah ada sejak abad ke-16. Pada masa Kerajaan Mataram Islam (abad ke-16 hingga ke-18), para raja dan bangsawan memberikan uang baru sebagai hadiah kepada anak-anak dan para pengikutnya saat Idul Fitri.

Hadiah ini bukan sekadar pemberian biasa, melainkan simbol rasa syukur setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Para raja dan bangsawan biasa memberikan uang baru sebagai hadiah kepada anak-anak para pengikutnya saat Idul Fitri. Hadiah uang baru tersebut mereka bagikan sebagai bentuk rasa syukur.

Pada masa itu, uang baru memiliki nilai lebih dibandingkan uang lama karena dianggap lebih bersih dan suci. Hal ini sejalan dengan makna Idul Fitri sebagai hari kemenangan dan kesucian setelah Ramadan.

 

Seiring waktu, tradisi pemberian uang baru mengalami perubahan. Jika dahulu uang baru hanya diberikan kepada anak-anak, kini pemberian uang baru juga meluas ke orang dewasa, pembantu rumah tangga, hingga karyawan di berbagai perusahaan.

Menurut catatan sejarah, konsep THR pertama kali muncul pada era kabinet Soekiman Wirjosandjojo dari Partai Masyumi. Pemerintah saat itu memberikan tunjangan bagi aparatur negara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka saat Lebaran. Konsep ini kemudian berkembang luas dan menjadi tradisi yang terus dipertahankan hingga sekarang.

Saat ini, selain memberikan uang tunai, banyak orang yang mulai menggunakan uang elektronik atau dompet digital untuk berbagi THR. Namun, meskipun teknologi berubah, makna dari tradisi ini tetap sama, yaitu sebagai simbol kebersihan, kesucian, dan rasa syukur.

Scroll to Top