Dalam dunia trading, istilah “The Valley of Despair” sering muncul, terutama saat membahas perjalanan psikologis seorang trader. Tapi apa sih sebenarnya artinya?
The Valley of Despair adalah titik terendah dalam perjalanan emosi seseorang ketika mempelajari atau menjalani sesuatu yang baru—termasuk trading. Biasanya, ini terjadi setelah seorang trader baru merasa percaya diri karena sempat untung, lalu tiba-tiba mengalami kerugian besar.
Rasa percaya diri yang semula tinggi mendadak berubah jadi kebingungan, frustrasi, bahkan keputusasaan. Inilah yang disebut “lembah keputusasaan”.

Bayangkan kamu belajar trading, lalu di awal kamu cuan terus. Rasanya hebat banget, kan? Tapi tiba-tiba market berubah arah. Kamu panik, strategi nggak jalan, dan modal mulai menipis. Di sinilah kamu merasa, “Mungkin ini bukan untukku…”. Itulah Valley of Despair.
Biasanya, fase ini muncul setelah seseorang mengalami apa yang disebut sebagai “peak of inflated expectations” atau puncak ekspektasi berlebihan. Ketika pertama kali masuk ke dunia trading, banyak orang merasa semangat dan optimis.
Baca juga :https://investhink.id/dijual-malah-naik-di-beli-malah-turun-pernah-mengalaminnya/
Apalagi jika di awal sempat mendapatkan untung. Keuntungan awal ini sering menimbulkan rasa percaya diri yang terlalu tinggi, bahkan ada yang mulai merasa sudah ahli dan bisa “menaklukkan” pasar.
Namun kenyataannya, pasar tidak selalu ramah. Ketika terjadi kerugian beruntun, mental mulai goyah. Strategi yang tadinya dianggap ampuh, tiba-tiba tidak lagi bekerja. Di titik inilah, banyak trader mulai berpikir, “Mungkin trading bukan untuk saya” atau bahkan ingin berhenti total.
The Valley of Despair adalah jebakan psikologis yang bisa menghentikan perjalanan seorang trader, jika tidak disikapi dengan bijak. Namun sebenarnya, fase ini adalah bagian wajar dari proses belajar. Justru dari titik terendah inilah banyak trader mulai membangun kembali pemahaman yang lebih realistis tentang market.
Mereka mulai menyadari bahwa trading bukan tentang tebak-tebakan atau keberuntungan, melainkan tentang disiplin, manajemen risiko, kesabaran, dan pengendalian emosi.
The Valley of Despair bukan akhir dari perjalanan, tapi justru titik balik menuju kedewasaan dalam trading. Jadi, kalau kamu merasa sedang ada di lembah itu, ingat: kamu tidak sendiri—dan jalan naik masih terbuka lebar.