Sunk Cost Fallacy: Ketika Kesetiaan Justru Merugikan dalam Trading

Bayangkan Anda adalah direktur sebuah perusahaan pembuat kapal. Anda diberi dana sebesar 100 juta USD untuk mengembangkan kapal pesiar yang mewah dan hemat energi. Proyek ini sudah berjalan dan 40% dana telah digunakan. Namun, pesaing Anda tiba-tiba meluncurkan produk serupa yang jauh lebih cepat, hemat bahan bakar, dan sudah lebih dulu masuk pasar. 

Menurut perhitungan tim anda, sangat susah mengalahkan Kapal pesiar tersebut mengingat Kapal pesiar tersebut lebih baik dari segala aspek. Pertanyaanya. Maukah anda menghabiskan sisa dana anda untuk melanjutkan pembuatan pesawat siluman anda?

Meski begitu, sebagian besar orang dalam posisi Anda justru memilih untuk tetap melanjutkan proyek dan menghabiskan sisa dana yang ada. Alasannya sederhana: sudah terlanjur keluar biaya, tenaga, dan waktu. Mereka tidak ingin semua itu menjadi sia-sia. Inilah yang disebut dengan Sunk Cost Fallacy, sebuah bias psikologis yang membuat seseorang sulit melepaskan sesuatu yang sudah diinvestasikan, walaupun jelas-jelas merugikan.

Baca juga : https://investhink.id/anchoring-effect-dalam-investasi-saham-ketika-angka-pertama-menentukan-segalanya/

Lalu, mari kita ubah sedikit skenario. Kali ini Anda adalah direktur baru yang ditunjuk setelah proyek kapal pesiar yang sudah berjalan dan menghabiskan 40% dana. Ketika melihat data dan hasil analisis, Anda sadar bahwa proyek ini sulit bersaing dan kemungkinan besar akan gagal. Menariknya, dalam posisi ini, mayoritas orang justru memilih untuk menghentikan proyek. Mengapa? Karena Anda tidak memiliki keterikatan emosional terhadap keputusan sebelumnya—Anda bisa berpikir lebih rasional dan objektif.

Contoh serupa juga bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, Anda membeli makanan mahal, tapi rasanya tidak enak. Namun karena sudah membayar mahal, Anda tetap memakannya meski tidak menikmati. Atau dalam dunia investasi, Anda mempertahankan saham yang terus merugi hanya karena merasa sudah menghabiskan waktu dan energi untuk menganalisisnya. Bahkan dalam hubungan pribadi, seseorang bisa bertahan dengan pasangan yang menyakiti hanya karena merasa “sudah terlalu lama bersama.”

Sunk Cost Fallacy bisa dibilang sebagai bentuk “bucin” dalam dunia finansial. Kita tidak mengambil keputusan berdasarkan logika, tapi karena takut merasa rugi secara emosional. Padahal, mempertahankan keputusan yang salah justru bisa memperbesar kerugian, baik secara materi maupun psikologis.

Untuk menghindari jebakan ini, penting untuk selalu menilai sesuatu dari kondisi saat ini dan prospek ke depan, bukan berdasarkan apa yang telah kita keluarkan di masa lalu. Jangan ragu untuk cut loss jika memang diperlukan. Ingatlah bahwa pasar tidak peduli seberapa besar usaha dan modal yang telah Anda keluarkan.

Kesimpulannya, Sunk Cost Fallacy adalah bias yang sangat umum namun berbahaya, terutama dalam dunia trading dan investasi. Semakin cepat kita menyadarinya, semakin besar peluang kita untuk membuat keputusan yang lebih sehat, rasional, dan menguntungkan, baik dalam keuangan maupun dalam hidup secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tentang Artikel

Semua artikel di website ini ditulis dan dipublikasikan oleh tim Investhink untuk memudahkan para pembaca mendapatkan informasi seputar dunia Investasi dan trading secara gratis. 

Temukan Fakta Menarik

Main Office

18 Parc Place SCBD, Tower B, 2nd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190.

Terdaftar di

© 2024 Created Investhink