Dalam dunia investasi, tidak hanya analisis pasar dan strategi keuangan yang berperan penting, tetapi juga faktor psikologis. Salah satu bias psikologis yang sering terjadi tanpa disadari adalah self-serving bias.
Self-serving bias adalah kecenderungan seseorang untuk menganggap keberhasilan sebagai hasil dari kemampuan pribadi, sementara kegagalan disalahkan pada faktor luar seperti kondisi pasar atau nasihat orang lain.
Dalam konteks investasi, bias ini dapat menjadi jebakan mental yang membuat investor merasa terlalu percaya diri dan sulit belajar dari kesalahan.

Sebagai contoh, bayangkan seorang investor bernama Dika membeli saham perusahaan teknologi karena membaca tren pasar yang sedang naik. Tiga bulan kemudian, harga saham tersebut melonjak hingga 50%, dan Dika merasa ini adalah bukti bahwa dia cerdas dan berbakat dalam memilih saham. Merasa percaya diri, ia mulai berinvestasi lebih agresif di saham lain tanpa riset mendalam.
Namun sayangnya, saham-saham barunya justru mengalami penurunan nilai. Alih-alih mengevaluasi keputusan investasinya, Dika menyalahkan faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global atau rekomendasi temannya. Ini adalah bentuk nyata dari self-serving bias, di mana seseorang gagal melihat kontribusi kesalahan pribadinya dalam hasil buruk yang terjadi.
Self-serving bias dapat berdampak negatif dalam jangka panjang. Bias ini membuat investor cenderung mengulangi kesalahan yang sama karena tidak pernah benar-benar mengevaluasi keputusan dengan objektif.
Investor bisa menjadi terlalu percaya diri (overconfident), mengabaikan risiko, dan akhirnya mengambil keputusan yang tidak rasional. Untuk mengatasi hal ini, penting bagi investor untuk membuat catatan tentang alasan di balik setiap keputusan investasi, dan mengevaluasi hasilnya secara jujur—apakah keputusan tersebut benar-benar berdasarkan analisis yang tepat atau hanya keberuntungan semata.
Selain itu, memiliki mentalitas pembelajar sangat penting dalam dunia investasi. Investor yang sukses bukanlah mereka yang selalu benar, tetapi mereka yang mampu belajar dari kesalahan dan memperbaiki strateginya dari waktu ke waktu. Menyadari adanya self-serving bias dalam diri sendiri adalah langkah awal untuk menjadi investor yang lebih bijak dan rasional.