Pasar Sedang Bullish tapi Portofoliomu Malah Bearish

Pasar sedang naik, banyak orang cerita soal cuan, portofolio mereka hijau semua, bahkan ada yang untung besar dalam waktu singkat. Tapi saat kamu buka portofoliomu sendiri, malah merah. Padahal kondisi pasar katanya lagi “bullish”. Lalu muncul pertanyaan yang bikin penasaran — kenapa portofolioku malah turun, ada yang salah nggak ya?

Salah satu penyebab utamanya bisa jadi karena kamu salah memilih aset. Banyak orang membeli saham atau koin kripto hanya karena sedang tren di media sosial atau karena takut ketinggalan momen (FOMO), tanpa benar-benar tahu isi dan potensi aset tersebut. Akibatnya, ketika pasar secara umum naik, aset yang kamu pegang justru jalan di tempat atau malah turun karena tidak sekuat yang dipikirkan.

Baca juga : https://investhink.id/ekspektasi-adalah-kunci-dalam-investasi-saham/

Selain itu, bisa jadi portofoliomu kurang seimbang alias tidak terdiversifikasi dengan baik. Misalnya, semua danamu hanya kamu taruh di satu sektor saja, seperti teknologi atau aset kripto. Padahal, dalam pasar yang bullish pun tidak semua sektor ikut naik bersamaan. Bisa jadi sektor lain justru sedang terkoreksi. Kalau semua telur kamu taruh di satu keranjang dan keranjang itu jatuh, ya semuanya ikut hancur.

Hal lain yang sering terjadi adalah salah waktu masuk. Meskipun pasar sedang naik, kalau kamu membeli di harga puncak lalu pasar sedikit koreksi, maka posisimu langsung rugi. Banyak orang yang terburu-buru beli karena takut ketinggalan tren, padahal belum tentu itu momen yang tepat. Di saat seperti ini, strategi beli bertahap atau analisis teknikal dasar sangat membantu.

Kesalahan lainnya adalah tidak rajin mengevaluasi isi portofolio. Pasar terus berubah, tapi banyak investor tidak menyesuaikan aset yang mereka pegang. Mungkin dulu aset itu bagus, tapi sekarang sudah tidak relevan lagi. Kalau kamu biarkan begitu saja tanpa dicek, lama-lama portofoliomu akan tertinggal dibanding pasar.

Terakhir, bisa jadi kamu mengira sudah punya portofolio yang beragam, padahal sebenarnya aset-asetmu punya pergerakan yang mirip. Misalnya, kamu punya lima saham, tapi semuanya dari sektor yang sama dan sangat terpengaruh oleh faktor makro yang sama. Saat satu turun, yang lain juga ikut jatuh. Jadi, penting untuk memahami hubungan (korelasi) antar aset supaya satu aset tidak menyeret semuanya ketika pasar berubah.

Kesimpulannya, meskipun pasar sedang naik, bukan berarti semua orang otomatis untung. Kalau portofoliomu masih merah, mungkin saatnya untuk mengevaluasi strategi.

Mulailah dari memahami apa yang kamu beli, pastikan asetmu tidak semua di tempat yang sama, dan rajinlah melakukan review secara berkala. Karena dalam investasi, bukan soal siapa yang mulai duluan, tapi siapa yang siap dan paham arah tujuannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tentang Artikel

Semua artikel di website ini ditulis dan dipublikasikan oleh tim Investhink untuk memudahkan para pembaca mendapatkan informasi seputar dunia Investasi dan trading secara gratis. 

Temukan Fakta Menarik

Main Office

18 Parc Place SCBD, Tower B, 2nd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190.

Terdaftar di

© 2024 Created Investhink