Banyak orang yang baru mengenal dunia saham sering bertanya-tanya: apakah harga saham bisa terus naik selamanya? Atau ada titik tertentu di mana harga akan berhenti dan bahkan turun? Pertanyaan ini wajar muncul karena pasar saham sering digambarkan sebagai “mesin penghasil kekayaan” yang seolah-olah tak ada habisnya. Namun, kenyataannya sedikit lebih kompleks.
Pertama, penting untuk memahami bahwa harga saham mencerminkan nilai perusahaan. Jika sebuah perusahaan terus tumbuh, menghasilkan laba besar, serta mampu memperluas bisnisnya, maka harga saham cenderung naik. Contohnya perusahaan teknologi besar seperti Apple atau Microsoft, yang harga sahamnya melonjak karena inovasi dan keuntungan yang konsisten. Jadi, secara teori, selama perusahaan bertumbuh, harga saham bisa terus meningkat.
Namun, tidak berarti harga naik tanpa batas. Pasar saham juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi global, suku bunga, inflasi, bahkan sentimen investor. Ada kalanya harga saham naik terlalu cepat karena euforia pasar, lalu terkoreksi tajam ketika ekspektasi tidak sesuai kenyataan. Peristiwa seperti “dot-com bubble” di tahun 2000 menjadi contoh jelas bahwa kenaikan harga tanpa dasar kuat bisa berakhir dengan kejatuhan besar.
Selain itu, perusahaan juga memiliki keterbatasan. Tidak ada bisnis yang bisa tumbuh 100% selamanya. Akan ada masa di mana pertumbuhan melambat, pasar mulai jenuh, atau muncul pesaing baru. Pada titik itu, harga saham bisa stabil, naik lebih lambat, atau bahkan turun.
Di sisi lain, kita juga perlu memahami bahwa dalam jangka panjang, pasar saham secara keseluruhan cenderung naik. Hal ini karena ekonomi dunia secara umum tumbuh, teknologi berkembang, dan populasi bertambah. Grafik indeks saham besar seperti S&P 500 menunjukkan tren naik selama puluhan tahun, meski di tengah perjalanan ada banyak “turun-naik” yang tajam.
Jadi, apakah harga saham bisa naik selamanya? Jawabannya: untuk satu perusahaan, kemungkinan besar ada batasnya. Tapi untuk pasar saham secara keseluruhan, tren jangka panjang memang cenderung naik. Itulah mengapa para investor bijak lebih fokus pada investasi jangka panjang ketimbang mengejar kenaikan instan.
Baca Juga : https://investhink.id/dua-orang-pengubah-ekonomi-thatcher-reagan-effect/
Kesimpulannya, harga saham bukanlah garis lurus ke atas. Ada naik, ada turun, bahkan ada gejolak besar. Tetapi dengan pemahaman yang benar, kesabaran, dan strategi tepat, pasar saham tetap bisa menjadi sarana membangun kekayaan yang solid bagi siapa saja.
Penulis : Orryza Sativa





