Mengenal Strategi ‘Poison Pill’ dalam Dunia Bisnis

Dalam dunia bisnis, istilah “poison pill” terdengar seperti sesuatu dari film aksi—padahal ini adalah strategi serius yang digunakan perusahaan untuk melindungi diri dari pengambilalihan paksa (hostile takeover).

Strategi ini cukup pintar, karena intinya adalah membuat perusahaan menjadi tidak menarik atau terlalu mahal untuk diambil alih oleh pihak luar. Ibaratnya seperti pasang jebakan agar si “penyerang” berpikir dua kali sebelum melanjutkan niatnya.

Cara kerjanya sederhana tapi efektif. Ketika ada pihak luar mencoba membeli saham dalam jumlah besar—biasanya lebih dari ambang tertentu seperti 10%—perusahaan akan memberi hak khusus kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan harga lebih murah.

Akibatnya, kepemilikan si penyerang jadi terencerkan, dan biaya untuk menguasai perusahaan melonjak drastis. Ini seperti membanjiri pasar dengan saham baru agar pengambilalihan jadi makin sulit.

Baca juga : https://investhink.id/private-placement-jalan-cepat-perusahaan-cari-modal/

Salah satu contoh terkenal datang dari perusahaan raksasa hiburan, Netflix. Pada tahun 2012, investor agresif Carl Icahn membeli saham Netflix dalam jumlah besar, memicu kekhawatiran akan adanya pengambilalihan.

Untuk melindungi diri, Netflix segera menerapkan poison pill dengan menetapkan aturan bahwa jika ada pemegang saham yang memiliki lebih dari 10%, maka pemegang saham lain bisa membeli saham tambahan dengan harga diskon. Strategi ini sukses membuat Icahn mundur, dan Netflix tetap berdiri sendiri hingga sekarang.

Di Indonesia, strategi poison pill belum terlalu umum atau eksplisit digunakan karena aturan pasar modal yang berbeda. Namun, perusahaan-perusahaan lokal tetap bisa memakai pendekatan serupa, seperti struktur saham ganda, peningkatan kepemilikan oleh manajemen, atau kesepakatan internal dengan investor strategis untuk menjaga kendali perusahaan tetap di tangan yang diinginkan.

Pada dasarnya, poison pill adalah strategi pertahanan. Di satu sisi, ini bisa melindungi visi jangka panjang perusahaan, mencegah manuver pengambilalihan yang bisa merusak nilai.

Namun di sisi lain, kalau disalahgunakan, poison pill bisa menghalangi kesempatan investor untuk mendapat keuntungan dari akuisisi yang sah dan menguntungkan.

Jadi, meskipun terdengar seperti taktik licik, poison pill sebenarnya adalah salah satu “senjata rahasia” di dunia korporasi. Buat investor, penting juga mengenal strategi ini agar tidak kaget jika suatu hari nilai saham berubah karena aksi pertahanan diam-diam dari manajemen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tentang Artikel

Semua artikel di website ini ditulis dan dipublikasikan oleh tim Investhink untuk memudahkan para pembaca mendapatkan informasi seputar dunia Investasi dan trading secara gratis. 

Temukan Fakta Menarik

Main Office

18 Parc Place SCBD, Tower B, 2nd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190.

Terdaftar di

© 2024 Created Investhink