Sovereign Wealth Fund (SWF) adalah dana investasi yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah suatu negara untuk mengelola kekayaan negara serta mengoptimalkan aset keuangan jangka panjang.
Dana ini biasanya berasal dari surplus perdagangan, pendapatan ekspor sumber daya alam, atau cadangan devisa negara.

Norwegia memiliki Government Pension Fund Global (GPFG)
SWF (Sovereign Wealth Fund) terbesar di dunia saat ini adalah Norwegian Government Pension Fund Global, yang dikelola oleh Norges Bank Investment Management (NBIM). Nilai asetnya sering kali melebihi $1,4 triliun, menjadikannya SWF terbesar secara global.
Namun, beberapa SWF besar lainnya yang juga memiliki aset signifikan adalah:
China Investment Corporation (CIC) – sekitar $1,35 triliun
Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) – sekitar $950 miliar
Kuwait Investment Authority (KIA) – sekitar $800 miliar
Singapore GIC – sekitar $750 miliar
Norwegia memiliki Government Pension Fund Global (GPFG), yang merupakan SWF terbesar di dunia dengan aset lebih dari USD1,8 triliun per November 2024. Dana ini dikelola oleh Norges Bank Investment Management (NBIM) dan berasal dari pendapatan minyak serta gas. Keuntungan utama dari GPFG antara lain sebagai berikut.
- Investasi di lebih dari 9.000 perusahaan di seluruh dunia.
- Transparansi dan tata kelola yang baik.
- Fokus pada investasi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.
Sovereign Wealth Fund (SWF) raksasa asal Norwegia mencetak kinerja cemerlang sepanjang tahun lalu.
SWF dengan dana kelolaan terbesar nomor wahid di dunia itu mencatat laba bersih 2,5 triliun krona atau setara Rp3.560 triliun. Laba bersih tertinggi sepanjang masa ini didukung kinerja pasar modal yang positif.
“Kami meraih imbal hasil yang sangat baik di 2024, sebagai dampak dari kinerja saham yang sangat kuat. Saham-saham teknologi AS terutama memiliki kinerja yang sangat baik,” kata CEO NBIM, Nicolai Tengen, Kamis (30/1/2025)
Investasi Norges pada instrumen saham mencatat return 18 persen sepanjang 2024 sementara instrumen fixed income alias obligasi mencetak imbal hasil sekitar 1 persen.
Segmen real estate dan energi baru terbarukan (EBT) yang diinvestasikan Norges mencatat kinerja negatif di 2024 dengan masing-masing minus 1 persen dan 10 persen.
Secara keseluruhan, The Government Pension Fund Global (GPFG) yang dikelola oleh NBIM mencatat return 13 persen. Meski investasi saham tumbuh 18 persen, kinerjanya lebih rendah 0,45 persen dibandingkan indeks.
Norges yang bermarkas di Oslo dibentuk pada 1996 dan kini mengelola dana hingga 19,7 triliun krona. Apabila dikonversi dalam rupiah, dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM) NBIM menyentuh Rp28 ribu triliun.