Mengenal Sharpe Ratio, Cara Kontrol Risiko Investasi Kita

Dalam dunia investasi, salah satu tantangan terbesar adalah mengevaluasi kinerja suatu aset atau portofolio investasi secara objektif.

Banyak investor yang hanya melihat hasil pengembalian (return) yang diperoleh tanpa mempertimbangkan risiko yang diambil untuk mencapai pengembalian tersebut. Untuk itu, ada alat yang sangat penting dalam analisis keuangan yaitu Sharpe Ratio.

Risk and Reward image ( Pinterst )

Sharpe Ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kinerja investasi dengan memperhitungkan risiko yang terlibat. Dengan menggunakan Sharpe Ratio, investor dapat mengetahui apakah pengembalian yang diperoleh dari suatu investasi sebanding dengan risiko yang diambil.

Baca Juga : https://investhink.id/hukum-investasi-saham-menurut-pandangan-islam/

Definisi Sharpe Ratio

Sharpe Ratio pertama kali diperkenalkan oleh ekonom William F. Sharpe pada tahun 1966. Sharpe Ratio mengukur pengembalian yang diperoleh dari suatu investasi relatif terhadap risiko yang ditanggung oleh investor. Dengan kata lain, Sharpe Ratio memungkinkan investor untuk mengevaluasi apakah investasi tersebut memberikan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan risikonya.

Rumus Sharpe Ratio : 

 

Sharpe Ratio mengukur perbedaan antara pengembalian investasi dengan tingkat pengembalian bebas risiko, kemudian membagi perbedaan tersebut dengan tingkat volatilitas (risiko) dari investasi tersebut. Dalam hal ini, semakin tinggi Sharpe Ratio, semakin baik kinerja investasi yang bersangkutan dalam mengelola risiko.

Sebaliknya, jika Sharpe Ratio rendah, itu menandakan bahwa investasi tersebut mungkin menghasilkan pengembalian yang kurang optimal dibandingkan dengan risiko yang ditanggung.

Contoh Sharpe Ratio dalam Investasi Saham

Misalkan Anda seorang investor yang tertarik untuk menilai kinerja dua saham, yaitu Saham A dan Saham B, dengan menggunakan Sharpe Ratio. Di bawah ini adalah data yang Anda miliki:

  • Saham A:

    • Pengembalian tahunan (Return) = 15%

    • Volatilitas (Deviasi standar) = 20%

  • Saham B:

    • Pengembalian tahunan (Return) = 10%

    • Volatilitas (Deviasi standar) = 12%

  • Tingkat pengembalian bebas risiko (Risk-Free Rate): 3% (misalnya, pengembalian dari obligasi pemerintah)

Dengan data ini, kita dapat menghitung Sharpe Ratio untuk masing-masing saham menggunakan rumus:

 

1. Perhitungan Sharpe Ratio untuk Saham A
Untuk Saham A, kita dapat menghitung Sharpe Ratio sebagai berikut:

2. Perhitungan Sharpe Ratio untuk Saham B
Untuk Saham B, kita dapat menghitung Sharpe Ratio sebagai berikut:

Interpretasi Hasil
Sharpe Ratio Saham A: 0.6

Sharpe Ratio Saham B: 0.583

Berdasarkan perhitungan ini, Saham A memiliki Sharpe Ratio yang lebih tinggi (0.6) dibandingkan dengan Saham B (0.583). Ini berarti bahwa meskipun pengembalian yang diperoleh dari Saham A lebih tinggi, Saham A memberikan pengembalian yang lebih besar relatif terhadap risiko yang diambil jika dibandingkan dengan Saham B.

Oleh karena itu, meskipun kedua saham memiliki tingkat pengembalian yang baik, Saham A lebih efisien dalam mengelola risiko berdasarkan Sharpe Ratio.

Namun, perlu dicatat bahwa Sharpe Ratio bukan satu-satunya indikator dalam membuat keputusan investasi. Investor juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti tujuan investasi, profil risiko, dan faktor fundamental dari perusahaan yang bersangkutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tentang Artikel

Semua artikel di website ini ditulis dan dipublikasikan oleh tim Investhink untuk memudahkan para pembaca mendapatkan informasi seputar dunia Investasi dan trading secara gratis. 

Temukan Fakta Menarik

  • All Post
  • Artikel
  • Branding
  • Cryptocurrency
  • Development
  • Investasi
  • Korporasi
  • Leadership
  • Management
  • Psikologi
  • Reksadana
  • Saham

Main Office

18 Parc Place SCBD, Tower B, 2nd Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190.

Terdaftar di

© 2024 Created Investhink