Investhink-Jakarta – Pada 18 Februari 2025 Bursa Efek Indonesia (BEI) melalukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan terhadap saham saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Suspensi yang dilakukan BEI terhadap perdagangan saham perseroan imbas penundaan pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A dan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A yang jatuh tempo pada tanggal 18 Februari 2025.
Mengawali tahun 2025, WIKA menggenggam kontrak berjalan sebesar Rp64,37 triliun. Nilai tersebut termasuk kontrak baru WIKA yang diraih sebesar Rp19,96 triliun hingga November 2024.
Perseroan pun menghormati dan mematuhi keputusan BEI yang menetapkan suspensi bagi perdagangan saham WIKA. Adapun saat ini, WIKA terus menjalankan proses restrukturisasi yang secara bertahap dan telah menunjukkan hasil progresif.
Baca Juga : https://investhink.id/mengenal-danantara-yang-akan-diresmikan-prabowo-24-februari-nanti/
Selain WIKA, saham Waskita Karya (WSKT) telah masuk kelompok saham suspen menahun. Jelasnya, WSKT mengalami suspen sejak 8 Mei 2023. Bila hingga Mei 2025, kondisi keuangan WSKT tak membaik yang ditunjukan dengan pelepasan status suspendnya, maka BEI sudah bisa mempertimbangkan untuk mendepak WSKT dari papan perdagangan bursa.
INAF, saham perusahaan farmasi BUMN juga telah mengalami suspen awal Juli 2024. Lalu, PPRO, saham anak usaha PTPP bergerak dibidang properti telah disuspend sejak 15 Oktober 2024.