Ketika berbicara tentang perubahan besar dalam ekonomi dunia pada akhir abad ke-20, dua nama sering muncul yaitu Margaret Thatcher dan Ronald Reagan. Keduanya dikenal sebagai pasangan pemimpin yang, meski berasal dari negara berbeda, punya pandangan mirip soal bagaimana ekonomi seharusnya berjalan.
Thatcher adalah Perdana Menteri Inggris, sementara Reagan adalah Presiden Amerika Serikat. Gaya kepemimpinan mereka tegas, kadang kontroversial, tapi dampaknya terasa hingga kini.
Sebelum era keduanya, baik Inggris maupun Amerika mengalami masalah ekonomi serius. Inflasi tinggi, pengangguran meningkat, dan peran pemerintah yang terlalu besar dianggap menghambat pertumbuhan. Thatcher dan Reagan datang dengan ide baru: ekonomi harus lebih bebas, peran pasar harus lebih dominan. Inilah yang kemudian dikenal sebagai Thatcherism di Inggris dan Reaganomics di Amerika.
Di bawah kepemimpinan Thatcher, Inggris melakukan privatisasi besar-besaran terhadap perusahaan milik negara. Perusahaan-perusahaan listrik, telekomunikasi, hingga penerbangan diserahkan ke sektor swasta. Tujuannya jelas: membuat bisnis lebih efisien dan kompetitif. Thatcher juga berani mengambil langkah tidak populer, seperti mengurangi kekuatan serikat pekerja yang selama ini sangat dominan. Banyak pihak marah, tapi di sisi lain, kebijakan itu berhasil menurunkan inflasi dan menarik investasi baru.
Sementara itu, di Amerika, Reagan menjalankan kebijakan pemotongan pajak besar-besaran, terutama untuk kalangan bisnis. Filosofinya sederhana: kalau perusahaan diberi ruang bernapas, mereka akan tumbuh, merekrut lebih banyak pekerja, dan pada akhirnya ekonomi ikut berkembang. Reagan juga mendorong deregulasi di sektor perbankan, energi, hingga transportasi. Walau sempat memicu defisit anggaran karena belanja negara tidak langsung turun, banyak pengamat menilai kebijakan ini membuat ekonomi AS keluar dari keterpurukan 1970-an.
Baca Juga : https://investhink.id/mengenal-financial-repression-apa-dan-bagaimana-dampaknya/
Efek Thatcher & Reagan ini bukan tanpa kritik. Lawan politik menilai kebijakan mereka memperlebar kesenjangan sosial: yang kaya semakin kaya, sementara kelompok menengah bawah sering kali tertinggal. Meski begitu, pengaruh keduanya masih terasa hingga sekarang. Banyak negara, termasuk di Asia, mengadopsi kebijakan serupa dengan harapan bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pada akhirnya, Thatcher dan Reagan membuktikan bahwa keberanian mengambil keputusan tidak populer bisa mengubah arah ekonomi sebuah negara. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin, tetapi juga simbol perubahan era—dari ekonomi yang serba dikontrol pemerintah menuju ekonomi yang lebih terbuka. Dan meski pro-kontra tetap ada, Thatcher & Reagan Effect menjadi salah satu titik balik penting dalam sejarah ekonomi modern.
Penulis : Uzzairon Ardiansyah





