Diversifikasi Bukan Soal Jumlah Aset, Tapi Soal Beda Karakter

Banyak orang mikir kalau investasi aman itu kuncinya cuma satu: punya aset sebanyak-banyaknya. Jadi, ada yang semangat beli saham A, saham B, saham C, sampai penuh portofolionya. Tapi masalahnya, kalau semua saham itu karakternya mirip, ya percuma. Pas sektor itu kena badai, ya jatuhnya barengan. Jadi jangan salah kaprah, diversifikasi itu bukan soal banyaknya aset, tapi seberapa beda karakter aset yang kita punya.

Contoh alokasi diversifikasi yang baik

Coba bayangin gini. Kamu punya 10 saham, tapi semuanya dari sektor yang sama, misalnya perbankan. Begitu ekonomi lesu, bank kena imbas, semua sahammu kompak turun. Sakitnya double! Nah, lain cerita kalau kamu punya saham di sektor berbeda, terus ditambah obligasi, emas, atau reksa dana pasar uang. Pas saham turun, bisa jadi emas atau obligasi justru naik, jadi ada penyeimbang.

Baca juga : https://investhink.id/greater-fool-game-main-saham-kok-kayak-main-tebak-tebakan/

Diversifikasi itu intinya nyebar risiko. Kalau semua asetmu jalannya sama, ya risikonya nggak benar-benar terbagi. Tapi kalau karakter asetnya beda, portofoliomu jadi lebih tahan banting. Saham bisa kasih pertumbuhan, emas jadi “tameng” pas inflasi, dan obligasi kasih rasa aman karena stabil. Kayak tim sepak bola, nggak mungkin semua pemain jadi striker. Harus ada kiper, bek, gelandang—biar balance dan bisa menang.

Hal lain yang sering dilupain orang: diversifikasi itu personal banget. Nggak ada rumus saklek. Kalau kamu masih muda dan ngejar pertumbuhan, ya boleh saham lebih dominan. Tapi kalau butuh stabil karena ada rencana jangka pendek, obligasi atau deposito bisa lebih pas. Intinya, sesuaikan sama tujuan, jangan cuma ikut-ikutan tren.

Jadi, kalau ada yang bilang “semakin banyak aset semakin aman,” jangan langsung percaya. Yang penting bukan banyaknya, tapi seberapa beda karakternya. Diversifikasi yang bener itu bikin kamu tetap bisa tidur nyenyak meski pasar lagi roller coaster. Ingat, tujuan investasi bukan keliatan keren punya banyak instrumen, tapi bikin keuanganmu sehat, stabil, dan sesuai impianmu.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

Penulis : Orryza Sativa

Baca Juga :

Diversifikasi Bukan Soal Jumlah Aset, Tapi Soal Beda Karakter

Banyak orang mikir kalau investasi aman itu kuncinya cuma satu: punya aset sebanyak-banyaknya. Jadi, ada yang semangat beli saham A, saham B, saham C, sampai penuh portofolionya. Tapi masalahnya, kalau semua saham itu karakternya mirip, ya percuma. Pas sektor itu kena badai, ya jatuhnya barengan. Jadi jangan salah kaprah, diversifikasi itu bukan soal banyaknya aset, tapi seberapa beda karakter aset yang kita punya.

Contoh alokasi diversifikasi yang baik

Coba bayangin gini. Kamu punya 10 saham, tapi semuanya dari sektor yang sama, misalnya perbankan. Begitu ekonomi lesu, bank kena imbas, semua sahammu kompak turun. Sakitnya double! Nah, lain cerita kalau kamu punya saham di sektor berbeda, terus ditambah obligasi, emas, atau reksa dana pasar uang. Pas saham turun, bisa jadi emas atau obligasi justru naik, jadi ada penyeimbang.

Baca juga : https://investhink.id/greater-fool-game-main-saham-kok-kayak-main-tebak-tebakan/

Diversifikasi itu intinya nyebar risiko. Kalau semua asetmu jalannya sama, ya risikonya nggak benar-benar terbagi. Tapi kalau karakter asetnya beda, portofoliomu jadi lebih tahan banting. Saham bisa kasih pertumbuhan, emas jadi “tameng” pas inflasi, dan obligasi kasih rasa aman karena stabil. Kayak tim sepak bola, nggak mungkin semua pemain jadi striker. Harus ada kiper, bek, gelandang—biar balance dan bisa menang.

Hal lain yang sering dilupain orang: diversifikasi itu personal banget. Nggak ada rumus saklek. Kalau kamu masih muda dan ngejar pertumbuhan, ya boleh saham lebih dominan. Tapi kalau butuh stabil karena ada rencana jangka pendek, obligasi atau deposito bisa lebih pas. Intinya, sesuaikan sama tujuan, jangan cuma ikut-ikutan tren.

Jadi, kalau ada yang bilang “semakin banyak aset semakin aman,” jangan langsung percaya. Yang penting bukan banyaknya, tapi seberapa beda karakternya. Diversifikasi yang bener itu bikin kamu tetap bisa tidur nyenyak meski pasar lagi roller coaster. Ingat, tujuan investasi bukan keliatan keren punya banyak instrumen, tapi bikin keuanganmu sehat, stabil, dan sesuai impianmu.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

Penulis : Orryza Sativa

Scroll to Top