Mengenal Financial Repression: Apa dan Bagaimana Dampaknya?
Kalau mendengar istilah financial repression, mungkin terdengar rumit dan teknis. Padahal sebenarnya konsep ini cukup sederhana. Secara singkat, financial repression adalah kebijakan pemerintah untuk “mengendalikan” sistem keuangan agar bisa membiayai kebutuhan negara, biasanya utang atau pembangunan, dengan cara yang tidak sepenuhnya bebas pasar. Dalam kondisi normal, bunga tabungan, obligasi, atau instrumen keuangan lain ditentukan oleh pasar. Namun ketika ada financial repression, pemerintah atau bank sentral ikut campur sehingga bunga menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Dengan begitu, pemerintah bisa meminjam uang dengan biaya murah, sementara masyarakat yang menabung menerima imbal hasil yang relatif kecil. Contoh sederhananya bisa kita lihat dari suku bunga tabungan di bank. Misalnya, inflasi di suatu negara mencapai 5% per tahun. Seharusnya, bunga tabungan idealnya lebih tinggi dari inflasi agar nilai uang masyarakat tidak tergerus. Tapi dalam kondisi financial repression, bunga tabungan mungkin hanya 2–3%. Artinya, masyarakat yang menyimpan uang di bank justru kehilangan daya beli karena nilai uang mereka berkurang oleh inflasi. Sementara itu, pemerintah atau sektor tertentu bisa meminjam dana dengan bunga rendah. Baca Juga : https://investhink.id/bagaimana-cara-ekonomi-negara-berjalan-menurut-ray-dalio/ Bentuk lain financial repression juga bisa berupa aturan ketat yang “mengarahkan” dana masyarakat untuk membeli surat utang negara. Misalnya, bank diwajibkan menempatkan sebagian besar dana nasabah dalam obligasi pemerintah. Dengan cara ini, pemerintah bisa lebih mudah mendapatkan pembiayaan, meskipun tidak menarik bagi investor swasta. Lalu, kenapa kebijakan seperti ini dilakukan? Biasanya financial repression muncul saat negara menghadapi utang besar atau krisis ekonomi. Dengan menekan bunga dan mengarahkan aliran dana, pemerintah bisa mengurangi beban pembayaran utang. Dari sisi negara, ini memang membantu stabilitas jangka pendek. Namun, bagi masyarakat, ada kerugian karena tabungan mereka tidak berkembang optimal, bahkan bisa tergerus inflasi. Meski begitu, tidak semua efek financial repression buruk. Dalam beberapa kasus, dana murah dari masyarakat bisa digunakan pemerintah untuk membangun infrastruktur, pendidikan, atau layanan publik yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat luas. Namun tetap saja, ada trade-off antara kepentingan negara dan kepentingan individu. Jadi, financial repression adalah situasi ketika pemerintah secara halus “memanfaatkan” dana masyarakat melalui suku bunga rendah atau aturan tertentu demi membiayaikebutuhan negara. Sebagai individu, memahami konsep ini penting agar kita bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan. Jangan hanya mengandalkan tabungan, tapi pertimbangkan juga instrumen investasi lain yang mampu mengalahkan inflasi. Facebook Twitter WhatsApp Telegram Penulis : Orryza Sativa









