April 8, 2025

Artikel, Investasi, Management, Saham

Warren Buffet Timbun Cash, Sudah Lama Cium Gejala Resesi

Investor kawakan sekaligus CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett diketahui menggenggam simpanan dalam bentuk kas sebesar US$334 miliar atau sekitar Rp5.529 triliun. Kini, langkah itu terbukti sebagai langkah strategis tepat di tengah ketidakpastian pasar saat ini. Warren Buffett pemilik perusahaan investasi Berkshire Hathaway Inc. (Bloomberg) Saat ini Nilai pasar di bursa saham Amerika Serikat telah menguap hanya dalam dua sesi perdagangan saja, sebesar US$ 5,4 triliun, setara dengan Rp89.456,4 triliun, terpicu ketakutan akan pecahnya resesi dan dampak buruk dari perang dagang yang disulut oleh Presiden AS Donald Trump.  Baca Juga : https://investhink.id/investor-misterius-djoni-terungkap-ternyata-pengusaha-asal-jambi/ Salah satu alasan utama mengapa Buffett menimbun uang tunai adalah kondisi pasar yang dinilainya tidak menarik. Saham-saham di AS telah mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan valuasi yang semakin mahal. Buffett sering mengatakan bahwa ia tidak ingin membeli saham dengan harga terlalu tinggi, karena itu dapat mengurangi potensi keuntungan jangka panjang. Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan Buffett. Inflasi yang masih tinggi, kebijakan moneter yang ketat dari Federal Reserve, serta ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia telah menciptakan lingkungan investasi yang penuh risiko. Dengan menyimpan lebih banyak uang tunai, Buffett memastikan bahwa Berkshire Hathaway memiliki fleksibilitas untuk menghadapi ketidakpastian ini. Di sisi lain, persaingan di sektor investasi semakin ketat. Banyak perusahaan investasi besar memiliki modal yang cukup untuk bersaing mendapatkan aset berkualitas tinggi. Dengan jumlah uang tunai yang sangat besar, Buffett bisa saja menunggu hingga pesaingnya mulai kehilangan daya beli akibat tingginya suku bunga dan ketidakstabilan pasar.

Artikel, Investasi, Saham

IHSG Rawan Trading Halt, Begini Mekanisme Ketika Terjadi Trading Halt

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan diperdagangkan hari ini setelah melewati libur panjang memeringati Nyepi dan Lebaran Idul Fitri 2025. IHSG hari ini ( 08/04/2025) diproyeksikan akan mengalami penurunan tajam, bahkan berpotensi dihentikan sementara atau suspend akibat tekanan global yang dipicu oleh kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.   BEI Image Photo by : Tasya Natalia Trading halt sendiri adalah pembekuan perdagangan untuk sementara dengan syarat seluruh pesanan yang belum dialokasikan tetap berada di JATS dan dapat ditarik oleh anggota bursa. Ketika terjadi kepanikan pasar dengan transaksi jual atau beli yang menyebabkan IHSG jatuh, maka BEI akan memberlakukan penghentian sementara keseluruhan perdagangan. Baca Juga : https://investhink.id/bikin-pasar-saham-naik-turun-apa-sebenarnya-perang-dagang-itu/ Dalam revisi aturan yang ditetapkan oleh BEI pada (08/04/2025)  trading halt dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu pertama, penghentian perdagangan sementara waktu selama 30 menit ketika IHSG turun 8 persen. Kemudian, trading halt kembali berlaku selama 30 menit saat indeks ambruk 15 persen dan jika apabila pasar mengalami koreksi sampai 20 % maka suspend akan diberlakukan sampai akhir hari. Trading halt tidak hanya terjadi di awal 2025, tetapi sempat beberapa kali diberlakukan ketika pandemi Covid-19 pada 2020. Saat itu, BEI sebagai pemangku kebijakan pasar saham langsung mengambil tindakan dengan melarang pelaku pasar melakukan praktik jual kosong (short selling). 

Scroll to Top